Eksplorasi Kuda Laut
EKSPLORASI SUMBERDAYA HAYATI LAUT
Dibuat Oleh : Meisya
Zuhraiga Saragih (E1I020002)
EKSPLORASI KUDA LAUT
PENDAHULUAN
Beberapa
perhatian konservasi terbesar untuk kehidupan laut muncul di antara spesies
yang habitatnya paling tumpang tindih dengan manusia: spesies neritik yang
mendiami zona pesisir dangkal menghadapi berbagai tekanan secara bersamaan. Dampak
antropogenik pada lautan seringkali paling terkonsentrasi di sini, termasuk
eksploitasi melalui industri dan perikanan artisanal, perubahan iklim,
pembangunan pesisir, limbah dan polusi berbasis lahan, lalu lintas pelayaran
dan rekreasi, perusakan habitat dari praktik penangkapan ikan dan akuakultur,
penimbunan dan pengerukan laut. , eutrofikasi pantai, spesies invasif dan
sedimentasi. Tekanan tersebut memiliki dampak langsung pada habitat seperti
muara, bakau, terumbu karang, hutan kelp, spons, dan lamun. Penangkapan ikan
yang tidak berkelanjutan dikombinasikan dengan degradasi dan hilangnya habitat
memiliki dampak yang signifikan dan seringkali sinergis pada ikan, dan dapat
menyebabkan kepunahan lokal dan peningkatan risiko global (Pollom et al.,
2021).
Secara
global, tekanan manusia terhadap ekosistem laut telah mengakibatkan degradasi
habitat laut dalam skala besar dan juga menyebabkan beberapa kepunahan lokal
yang mempengaruhi banyak komunitas. Eksploitasi ikan dan sumber makanan laut
lainnya yang berlebihan dikombinasikan dengan praktik penangkapan ikan yang
merusak, polusi, introduksi spesies asing, dan perubahan iklim merupakan
pendorong utama hilangnya keanekaragaman hayati di ekosistem pesisir. Dalam
skenario ini, spesies dengan ciri siklus hidup yang unik (seperti daya apung
rendah, kesetiaan pasangan, pengasuhan jangka panjang, dan kesetiaan lokasi
tinggi) dan konektivitas trofik yang dekat dengan komunitas lokal tampaknya
jauh lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. mengacu khusus untuk kuda
laut (Pierri et al., 2022).
Kuda
laut, Hippocampus kuda merupakan spesies ikan hias laut yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Selain dipelihara sebagai ikan hias yang unik, kuda laut juga
dapat digunakan sebagai bahan baku obat yang berkhasiat untuk berbagai macam
penyakit antara lain penyakit impotensi, asma, ginjal, kolesterol dan penyakit
kulit (Kusdiarti et al., 1999). Menurut Roza dan Johnny (2014), bahwa
konsumsi kuda laut di Asia mencapai 45 ton/tahun di mana Cina mendominasi yakni
>20 ton/ tahun diikuti Taiwan >11,2 ton/tahun dan Hongkong >10
ton/tahun.
Di
Indonesia, kuda laut juga dikenal dengan nama tangkur kuda yang secara genetis
merupakan kerabat dekat dengan tangkur buaya (ikan pipa). Ikan ini sangat unik
karena mempunyai morfologi yang berbeda dibanding ikan-ikan yang lain. Selain
bentuk kepalanya yang menyerupai kepala kuda, ikan jantan mempunyai kantung
pengeraman telur yang tidak dijumpai pada jenis ikan yang lain. Kantung
pengeraman berfungsi untuk melindungi dan mengerami telur yang sudah dibuahi
sampai menetas menjadi larva, serta terus melindunginya di dalam kantung hingga
siap dilahirkan ke alam menjadi yuwana kuda laut (Fahri, 2009).
Eksplorasi
kuda laut merupakan kegiatan penelitian dan studi yang dilakukan untuk memahami
lebih lanjut tentang kuda laut dan aspek-aspek terkaitnya. Eksplorasi ini
melibatkan pengamatan lapangan, pengumpulan data, analisis laboratorium, dan
pemahaman ekologi serta perilaku kuda laut. Eksplorasi kuda laut telah menjadi
topik menarik dalam penelitian kelautan dan biologi laut. Kuda laut merupakan
jenis hewan laut yang memiliki bentuk tubuh yang unik dan menarik perhatian
banyak orang. Dalam beberapa dekade terakhir, para peneliti dan ilmuwan telah
tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang kuda laut, termasuk perilaku,
anatomi, reproduksi, dan ekologi mereka.
ISI
Kuda
laut merupakan ikan laut yang memiliki potensi besar sebagai ikan tangkap
komoditas, dalam industri perikanan, dan sebagai makanan global. Ada lebih dari
50 spesies kuda laut di seluruh dunia, dan 33 spesies ditemukan di Indonesia.
Satu salah satu spesies kuda laut di Indonesia adalah Hippocampus comes L.
(HCL), yang paling banyak digunakan dalam pengobatan tradisional karena nilai
obatnya. Di Indonesia, HCL digunakan dalam pengobatan tradisional sebagai
“Jamu” karena itu memiliki biocompounds termasuk efek afrodisiak, sistem
pernapasan, sistem kekebalan tubuh, dan sifat antioksidan, antilelah, dan
anti-inflamasi. Senyawa bioaktif dalam ekstrak kuda laut adalah steroid, amino
asam, protein, taurin, asam lemak, kolesterol, dan jejak elemen (Mundijo et
al., 2022).
Karakteristik Kuda Laut
Karakteristik kuda laut mencakup berbagai aspek unik yang membedakan mereka dari spesies ikan lainnya. Salah satu ciri paling mencolok dari kuda laut adalah bentuk tubuh mereka yang menyerupai kuda. Mereka memiliki kepala yang menjorok ke depan, mata menonjol, dan mulut berbentuk tabung. Tubuh mereka panjang dan ramping dengan bagian perut yang memanjang ke bawah. Kuda laut memiliki ekor yang unik dan khas, yaitu ekor melingkar. Ekor ini memungkinkan mereka untuk memegangi dan berpegangan pada objek-objek di sekitar mereka, seperti rumput laut atau karang. Ekor melingkar ini juga membantu kuda laut untuk bergerak dengan mudah di antara vegetasi laut yang rapat. Kuda laut memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuh mereka, yang membantu mereka beradaptasi dengan lingkungan sekitar (Setyono et al., 2020).
Habitat
Kuda Laut
Syngnatharia
hidup di beragam habitat dari substrat lunak (mis., Ikan kambing, ngengat laut,
gurnard terbang) hingga lingkungan yang lebih kompleks seperti karang dan
terumbu berbatu (kuda laut, ikan terompet) dan hutan bakau (kuda laut);
kelompok lain juga menghuni padang lamun (ikan pipa) dan makroalga hanyut (ikan
pipa terkait Sargassum) (Froese dan Pauly 2019). Mencerminkan keanekaragaman
dalam habitat, dan tantangan terkait dalam penggerak, reproduksi, dan ekologi
makan, ikan dalam kelompok ini menampilkan berbagai rancangan tubuh. Beberapa
sifat dan perilaku morfologis yang paling mencolok yang diamati pada
syngnatharia termasuk moncong dan pemanjangan tubuh (Santaquiteria et al., 2021).
Pemanfaatan Kuda Laut
Menurut
Saraswati dan Dewa (2016) Rekomendasi Scientific Authority hanya memperbolehkan
ekspor kuda laut (H. kuda dan H. comes) dalam kondisi hidup sebagai komoditi
ikan hias, sedangkan pemanfaatan di dalam negeri belum diatur secara khusus.
Walaupun belum ada data resmi tentang pemanfaatan Kuda Laut bagi pemenuhan
kebutuhan nasional, namun diyakini jumlah kuda laut yang dimanfaatkan untuk
kebutuhan bahan dasar jamu/medicine tersebut cukup tinggi, sehingga bila tidak
diatur akan mengancam kelestarian sumber daya kuda laut.
Menurut
Nasution et al., (2019) Kuda laut berkhasiat sebagai bahan pengobatan
tradisional di Cina secara turun temurun dan dipercaya dapat memperkuat
stamina. Berbagai manfaat kuda laut sudah dilakukan beberapa peneliti. Kuda
laut dapat memperbaiki perubahan histologis vesikula seminalis dan kelenjar
prostat, meningkatkan jumlah sperma (spermatogenesis), memiliki aktivitas anti
bakteri terhadap Klebsilla pneumoniae, Vibrio cholerae dan Staphylococcus
aureus (Kumaravel et al., 2010), meningkatkan kadar hemaglobin darah
(Adam et al., 2014) aktivitas anti kelelahan (Kang et al., 2017)
dan memiliki aktivitas antioksidan sebesar 24,04% (Sanaye et al., 2014).
KESIMPULAN
Kuda
laut merupakan spesies yang unik dan memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut. Eksplorasi telah menyoroti keberagaman hayati yang
ada dalam kelompok kuda laut dan memberikan pemahaman tentang peran mereka
dalam siklus makanan dan struktur ekosistem.Eksplorasi pada kuda laut telah
memberikan kontribusi penting dalam pemahaman kita tentang spesies ini dan
ekosistem laut yang mereka huni. Kuda laut memainkan peran penting dalam
ekosistem laut, terutama dalam ekosistem terumbu karang, dengan berbagai
interaksi ekologis yang berdampak pada kelimpahan organisme lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Adam,
K., L. Fitria dan M. Sarto. 2014. Pengaruh pemberian fraksi protein ekstrak
kuda laut (Hippocampus kuda Bleeker, 1852) terhadap peningkatan kadar
hemoglobin mencit (Mus musculus L). Jurnal Kefarmasian Indonesia. 4 (2)
:83-90
Fahri,
M. 2009. Laporan akhir tugas terstruktur mata kuliah Pengembangan Budidaya
Perairan, Universitas Brawijaya. 11 hal.
Kang,
N., Kim, S. Y., Rho, S., Ko, J. Y., dan Jeon, Y. J. 2017. Anti-fatigue activity
of a mixture of seahorse (Hippocampus abdominalis) hydrolysate and red
ginseng. Fisheries and Aquatic Sciences. 20 : 1-8.
https://link.springer.com/article/10.1186/s41240-017-0048-x
Kumaravel,
K., S. Ravichandran, T. Balasubramanian dan K.S. Subramanian. 2010.
Antimicrobial effect of five seahorse species from indian coast. British
Journal of Pharmacology and Toxicology. 1 : 62-6
Kusdiarti,
Asmanelli, dan Soeharmoko. 1999. Penelitian pendahuluan perbedaan pemberian
pakan terhadap kelulusan hidup anakan kuda laut. Prosiding Temu Karya Ilmiah.
Penelitian Menuju Program Swasembada Pakan Ikan Budidaya. Puslitbangkan.
Jakarta,
Mundijo,
T., Suyatna, F. D., Wibowo, A. E., Supriyono, A., dan Midoen, Y. H. 2022.
Characterization of seahorse (Hippocampus comes L.) extracts originating from
culture and nature in Pesawaran, Lampung, Indonesia. Journal of
Advanced Veterinary and Animal Research. 9(4) : 610-616.
http://doi.org/10.5455/javar.2022.i630
Nasution,
N. A., Nurilmala, M., dan Abdullah, A. 2019. Seahorse Hydrolisate (Hippocampus
kuda) and Anti-Inflammatory Activity Test with Protein Denaturation Inhibition
Method. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. 21(1) : 47-51.
https://doi.org/10.22146/jfs.43699
Pierri,
C., Lazic, T., Gristina, M., Corriero, G., dan Sinopoli, M. 2022. Large-scale
distribution of the European seahorses (Hippocampus Rafinesque, 1810): a
systematic review. Biology. 11(2) : 325.
https://doi.org/10.3390/biology11020325
Pollom,
R. A., Ralph, G. M., Pollock, C. M., dan Vincent, A. C. 2021. Global extinction
risk for seahorses, pipefishes and their near relatives
(Syngnathiformes). Oryx. 55(4) : 497-506.
Roza,
D., dan Johnny, F. 2014. Kasus kematian massal larva kuda laut, Hippocampus
kuda di hatcheri. Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan
Kelautan. Yogyakarta
Sanaye,
S. V., Pise, N. M., Pawar, A. P., Parab, P. P., Sreepada, R. A., Pawar, H. B., dan
Revankar, A. D. 2014. Evaluation of antioxidant activities in captive-bred
cultured yellow seahorse, Hippocampus kuda (Bleeker, 1852). Aquaculture. 434
: 100-107.
https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2014.08.007
Santaquiteria,
A., Siqueira, A. C., Duarte-Ribeiro, E., Carnevale, G., White, W. T.,
Pogonoski, J. J., ... dan Ricardo, B. R. 2021. Phylogenomics and historical
biogeography of seahorses, dragonets, goatfishes, and allies (Teleostei:
Syngnatharia): assessing factors driving uncertainty in biogeographic
inferences. Systematic Biology. 70(6) : 1145-1162.
https://doi.org/10.1093/sysbio/syab028
Saraswati,
S. A., dan Dewa, A. A. P. 2016. Monitoring Populasi Kuda Laut di Perairan
Pantai Padang Bai Karangasem Bali. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan. 7(2)
: 100-105.
Setyono,
D. E. D. 2020. Karakteristik Biologi Kuda Laut (Hippocampus Spp) Sebagai
Pengetahuan Dasar Budidayanya. OSEANA. 45(1) : 70-81.
Komentar
Posting Komentar